Sabtu, 08 November 2014

Makalah sifa-sifat koloid

Edit Posted by noterokhimah.blogger.com with No comments


Assalamualaikum:) semoga bermanfaat ya makalah sifa-sifat koloid :) 


Daftar Isi

1.  Pembagian Koloid Sol…………………………………………………………………2
2.  Sifat-sifat Koloid…………………………………………………………………….2
a.   Efek Tyndall……………………………………………………………2
b.   Gerak Brown………………………………………………………….4
c.   Elektroforesis………………………………………………………4
d.   Adsorpsi…………………………………………………………………5
e.   Koagulasi………………………………………………………………..6
  1. Kesimpulan……………………………………………………………………………7



  1. Pembagian Koloid Sol

        Seperti yang telah dijelaskan, sol merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat padat. Berdasarkan medium pendispersinya, sol dapat dibagi menjadi:

A.   Sol Padat
           Sol padat merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam.

B.    Sol Cair (Sol)
           Sol cair merupakan sol di dalam medium pendispersi cair. Contohnya adalah cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat, dll. 

C.   Sol Gas (Aerosol Padat)
          Sol gas merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah debu di udara, asap pembakaran, dll.
1. Sifat-sifat Koloid
1.               Efek Tyndall

           Jika seberkas cahaya dilewatkan pada suatu sistem koloid, maka cahaya tersebut akan dihamburkannya sehingga berkas cahaya tersebut akan kelihatan. Sedangkan jika cahaya dilewatkan pada larutan sejati maka cahaya tersebut akan diteruskannya . Sifat koloid yang seperti inilah yang dikenal dengan efek tyndall dan sifat ini dapat digunakan untuk membedakan koloid dengan larutan sejati. Gejala ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faradaykemudian diselidiki lebih lanjut oleh  John Tyndall (1820 – 1893), seorang ahli Fisikabangsa Inggris.

Efek Tyndall juga dapat menjelaskan mengapa langit pada siang hari berwarna biru sedangkan pada saat matahari terbenam, langit di ufuk barat berwarna jingga atau merah. Hal itu disebabkan oleh penghamburan cahaya matahari oleh partikel koloid di angkasa dan tidak semua frekuensi dari sinar matahari dihamburkan dengan intensitas sama.
Jika intensitas cahaya yang dihamburkan berbanding lurus dengan frekuensi, maka pada waktu siang hari ketika matahari melintas di atas kita frekuensi paling tinggi (warna biru) yang banyak dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna biru. Sedangkan ketika matahari terbenam, hamburan frekuensi rendah (warna merah) lebih banyak dihamburkan,  sehingga kita melihat langit berwarna jingga atau merah.
Gejala efek tyndall yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
*      Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut
*      Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu
*      Berkas sinar matahari melalui celah pohon-pohon pada pagi yang berkabut

b.    Gerak Brown
Gerak brown merupakan gerak patah-patah (zig-zag) partikel koloid yang terus menerus dan hanya dapat diamati dengan mikroskop ultra. Gerak brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid.Dalam suspensi tidak terjadi gerak Brown karena ukuran partikel cukup besar, sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown, tetapi tidak dapat diamati.
Semakin tinggi suhu, maka gerak brown yang terjadi juga semakin cepat, karena energi molekul medium meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.
Gerak Brown merupakan faktor penyebab stabilnya partikel koloid dalam medium dispersinya. Gerak brown yang terus menerus dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga partikel koloid tidak mengalami sedimentasi (pengendapan).

c.   Elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena partikel koloid bermuatan listrik. Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis. Jika dua batang elektrode dimasukkan kedalam sistem koloid dan kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak kesalah satu elektrode tergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedang koloid bermuatan positif akan bergerak ke katode (elektrode negatif).
Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul dielektrode positif berarti koloid bermuatan negatif, jika partikel koloid berkumpul dielektrode negatif bearti koloid bermuatan positif. Peristiwa elektroforesis ini sering dimanfaatkan kepolisian dalam identifikasi/tes DNA pada jenazah korban pembunuhan/ jenazah tak dikenal

d.   Adsorpsi 
      Apabila partikel-partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka pertikel-partikel zat cair atau gas tersebut akan terakumulasi pada permukaan zat padat tersebut. Fenomena ini disebutadsorpsi. Beda halnya dengan absorpsi. Absorpsi adalah fenomena menyerap semua partikel ke dalam sol padat bukan di atas permukaannya, melainkan di dalam sol padat tersebut.
           Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada permukaannya, baik partikel netral atau bermuatan (kation atau anion) karena mempunyai permukaan yang sangat luas.   
Adsorpsi  adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat lain, seperti ion H+ dan OH-  dari medium pendispersi. Untuk berlangsungnya adsorpsi, minimum harus ada dua macam zat, yaitu zat yang tertarik disebut adsorbat, dan zat yang menarik disebut  adsorban. Apabila terjadi penyerapan ion ada permukaan partikel koloid maka partikel koloid dapat bermuatan listrik yang muatannya ditentukan oleh muatan ion-ion yang mengelilinginya.
                             
Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini disebut dengan adsorpsi. Contohnya sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif dan sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif. Pemanfaatan sifat adsorpsi koloid dalam kehidupan antara lain dalam proses pemutihan gula tebu, dalam pembuatan norit (tablet yang terbuat dari karbon aktif) dan dalam proses penjernihan air dengan penambahan tawas.

e. Koagulasi

Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan koloid. Koloid distabilkan oleh muatannya. Koloid dapat mengalami penggumpalan karena pengaruh panas, muatan yang berlawanan (baik oleh elektrolit atau koloid lainnya), asam dan sebagainya. Sehubungan dengan muatan, makin besar muatan suatu ion makin efektif ion tersebut menggumpalkan koloid yang berlawanan muatan dengannya.
Beberapa contoh peristiwa koagulasi dalam kehidupan sehari-hari adalah:
*      Pembentukan delta di muara sungai karena koloid tanah liat dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
*      Karet dalam latek digumpalkan dengan menambahkan asam formiat.
*      Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas.
*      Asap atau debu pabrik dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari cottrel.




Kesimpulan
Koloid ada di sekitar kita, setiap koloid memiliki sifat dan karakteristiknya masing-masing. Apabila kita dapat memanfaatkan sifat-sifat tersebut, kita dapat memperoleh banyak keuntungan dari sifat-sifat tersebut seperti membersihkan cerobong asap industry atau melakukan gelasi pada margarine.
Banyak sekali produk industry dalam koloid, karena dengan bentuk koloid, zat-zat yang tidak saling melarutkan dapat disajikan homegen secara makroskopis. Pengolahan air bersih memanfaatkan system koloid, yaitu adsorpsi dan koagulasi. Pada pengolahan air bersih digunakan tawas (alumunium sulfat), kaporit(klorin), dan kapur.
Koloid memiliki beberapa sifat di antaranya, Efek Tyndall, Gerak Brown, Pengendapan yang dapat terjadi karena adanya penambahan elektrolit, elektrroforesis, pencampuran 2 sol yang berlawanan muatannya, dan pendidihan. Sifat kelistrikan yang dapat terjadi karena adanya absorpsi ion dari medium pendispersinyadan ionisasi gugus permukaan. Dan sifat yang terakhir adalah elektroforesis.









0 komentar: