Assalamualaikum:) semoga bermanfaat ya makalah sifa-sifat koloid :)
Daftar Isi
1.
Pembagian
Koloid Sol…………………………………………………………………2
2. Sifat-sifat Koloid…………………………………………………………………….2
a. Efek Tyndall……………………………………………………………2
b. Gerak
Brown………………………………………………………….4
c. Elektroforesis………………………………………………………4
d. Adsorpsi…………………………………………………………………5
e. Koagulasi………………………………………………………………..6
- Kesimpulan……………………………………………………………………………7
- Pembagian Koloid Sol
Seperti yang telah dijelaskan, sol merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya
merupakan zat padat. Berdasarkan medium pendispersinya, sol dapat
dibagi menjadi:
A.
Sol
Padat
Sol padat merupakan sol di dalam medium pendispersi
padat. Contohnya adalah paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam.
B.
Sol Cair (Sol)
Sol cair merupakan sol di dalam medium pendispersi cair.
Contohnya adalah cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat, dll.
C.
Sol Gas (Aerosol Padat)
Sol gas merupakan sol di dalam medium pendispersi padat.
Contohnya adalah debu di udara, asap pembakaran, dll.
1. Sifat-sifat Koloid
1.
Efek
Tyndall
Jika seberkas cahaya
dilewatkan pada suatu sistem koloid, maka cahaya tersebut akan dihamburkannya
sehingga berkas cahaya tersebut akan kelihatan. Sedangkan jika cahaya
dilewatkan pada larutan sejati maka cahaya tersebut akan diteruskannya . Sifat
koloid yang seperti inilah yang dikenal dengan efek tyndall dan sifat ini dapat
digunakan untuk membedakan koloid dengan larutan sejati. Gejala ini pertama
kali ditemukan oleh Michael Faradaykemudian diselidiki lebih lanjut oleh
John Tyndall (1820 – 1893), seorang ahli Fisikabangsa Inggris.
Efek Tyndall juga dapat menjelaskan mengapa
langit pada siang hari berwarna biru sedangkan pada saat matahari terbenam,
langit di ufuk barat berwarna jingga atau merah. Hal itu disebabkan oleh
penghamburan cahaya matahari oleh partikel koloid di angkasa dan tidak semua
frekuensi dari sinar matahari dihamburkan dengan intensitas sama.
Jika intensitas cahaya yang dihamburkan
berbanding lurus dengan frekuensi, maka pada waktu siang hari ketika matahari
melintas di atas kita frekuensi paling tinggi (warna biru) yang banyak
dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna biru. Sedangkan ketika
matahari terbenam, hamburan frekuensi rendah (warna merah) lebih banyak
dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna jingga atau merah.
Gejala efek tyndall yang dapat diamati
dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
Sorot
lampu mobil pada malam yang berkabut
Sorot
lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap dan berdebu
Berkas
sinar matahari melalui celah pohon-pohon pada pagi yang berkabut
b. Gerak Brown
Gerak brown merupakan gerak patah-patah (zig-zag) partikel
koloid yang terus menerus dan hanya dapat diamati dengan mikroskop ultra. Gerak
brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul
medium terhadap partikel koloid.Dalam suspensi tidak terjadi gerak Brown karena
ukuran partikel cukup besar, sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang.
Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown, tetapi tidak dapat diamati.
Semakin tinggi suhu, maka gerak brown
yang terjadi juga semakin cepat, karena energi molekul medium meningkat
sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat.
Gerak Brown merupakan faktor penyebab
stabilnya partikel koloid dalam medium dispersinya. Gerak brown yang terus
menerus dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga partikel koloid tidak
mengalami sedimentasi (pengendapan).
c. Elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam
medan listrik karena partikel koloid bermuatan listrik. Pergerakan partikel
koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis. Jika dua batang
elektrode dimasukkan kedalam sistem koloid dan kemudian dihubungkan dengan
sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak kesalah satu elektrode
tergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif akan bergerak ke
anode (elektrode positif) sedang koloid bermuatan positif akan bergerak ke
katode (elektrode negatif).
Elektroforesis dapat digunakan untuk
mendeteksi muatan partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul dielektrode
positif berarti koloid bermuatan negatif, jika partikel koloid berkumpul
dielektrode negatif bearti koloid bermuatan positif. Peristiwa elektroforesis
ini sering dimanfaatkan kepolisian dalam identifikasi/tes DNA pada jenazah
korban pembunuhan/ jenazah tak dikenal
d. Adsorpsi
Apabila partikel-partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka
pertikel-partikel zat cair atau gas tersebut akan terakumulasi pada permukaan
zat padat tersebut. Fenomena ini disebutadsorpsi. Beda halnya dengan absorpsi. Absorpsi adalah
fenomena menyerap semua partikel ke dalam sol padat bukan di atas permukaannya,
melainkan di dalam sol padat tersebut.
Partikel
koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada
permukaannya, baik partikel netral atau bermuatan (kation
atau anion) karena mempunyai permukaan yang sangat luas.
Adsorpsi adalah peristiwa di mana
suatu zat menempel pada permukaan zat lain, seperti ion H+ dan OH-
dari medium pendispersi. Untuk berlangsungnya adsorpsi, minimum
harus ada dua macam zat, yaitu zat yang tertarik disebut adsorbat, dan zat yang
menarik disebut adsorban. Apabila terjadi penyerapan ion ada permukaan
partikel koloid maka partikel koloid dapat bermuatan listrik yang muatannya
ditentukan oleh muatan ion-ion yang mengelilinginya.
Partikel koloid mempunyai kemampuan
menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya. Oleh karena itu partikel
koloid bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini disebut dengan
adsorpsi. Contohnya sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorpsi ion positif
sehingga bermuatan positif dan sol As2S3 mengadsorpsi ion
negatif sehingga bermuatan negatif. Pemanfaatan sifat adsorpsi koloid dalam
kehidupan antara lain dalam proses pemutihan gula tebu, dalam pembuatan norit
(tablet yang terbuat dari karbon aktif) dan dalam proses penjernihan air dengan
penambahan tawas.
e.
Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan
koloid. Koloid distabilkan oleh muatannya. Koloid dapat mengalami penggumpalan
karena pengaruh panas, muatan yang berlawanan (baik oleh elektrolit atau koloid
lainnya), asam dan sebagainya. Sehubungan dengan muatan, makin besar muatan
suatu ion makin efektif ion tersebut menggumpalkan koloid yang berlawanan
muatan dengannya.
Beberapa contoh peristiwa koagulasi
dalam kehidupan sehari-hari adalah:
Pembentukan
delta di muara sungai karena koloid tanah liat dalam air sungai mengalami
koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
Karet
dalam latek digumpalkan dengan menambahkan asam formiat.
Lumpur
koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas.
Asap
atau debu pabrik dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari cottrel.
Kesimpulan
Koloid ada di sekitar kita, setiap
koloid memiliki sifat dan karakteristiknya masing-masing. Apabila kita dapat
memanfaatkan sifat-sifat tersebut, kita dapat memperoleh banyak keuntungan dari
sifat-sifat tersebut seperti membersihkan cerobong asap industry atau melakukan
gelasi pada margarine.
Banyak sekali produk industry dalam
koloid, karena dengan bentuk koloid, zat-zat yang tidak saling melarutkan dapat
disajikan homegen secara makroskopis. Pengolahan air bersih memanfaatkan system
koloid, yaitu adsorpsi dan koagulasi. Pada pengolahan air bersih digunakan
tawas (alumunium sulfat), kaporit(klorin), dan kapur.
Koloid memiliki beberapa sifat di antaranya, Efek Tyndall, Gerak Brown,
Pengendapan yang dapat terjadi karena adanya penambahan elektrolit,
elektrroforesis, pencampuran 2 sol yang berlawanan muatannya, dan pendidihan.
Sifat kelistrikan yang dapat terjadi karena adanya absorpsi ion dari medium
pendispersinyadan ionisasi gugus permukaan. Dan sifat yang terakhir adalah
elektroforesis.
0 komentar:
Posting Komentar