Kelas : XII
IPA 4
Pembimbing : Eti Kurniasih, S.pd
Anggota
: Rokhimah Imawati
Novtia Resiana S
Retno Kusuma
Akbar Ramadhan
Saifi Isa Daud
SMAN 1 CILEUNGSI
TAHUN AJARAN 2014/2015
Penentuan Titik Beku Larutan Urea dan NaCl
A.
Tujuan praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk menambah wawasan kami sebagai seorang pelajar
khususnya tentang sifat koligatif larutan yaitu penurunan titik beku. Juga
cangkupan khususnya yaitu agar dapat mengetahui perbedaan penurunan titik beku
larutan elektrolit dan nonoelektrolit. Dan pengaruh molaritas pada penurunan
titik beku larutan.
B.
Manfaat penelitian
Manfaat
dari penelitian yang kami lakukan adalah dapat memberi pengetahuan secara
langsung dengan artian kami dapat membuktikan sendiri bagaimana dan mengapa
penurunan titik beku larutan koligatif berbeda walaupun memiliki molaritas yang
sama ataupun mengapa dengan jenis larutan yang sama diperoleh penurunan sifat
koligatif yang berbeda. Penelitian ini juga merupakan wujud dan aplikasi dari
materi yang telah kami pelajari.
C.
Landasan
Teori
Titik beku
adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke
padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu
tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut
dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing
point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan
titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada
konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku
tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik
beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana
titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 00C
dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air
maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC melainkan
akan menjadi lebih rendah di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya
penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata
lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah
(nilai titik beku akan berkurang).
Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya
diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan
tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan
berkurang).
Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0oC,
tapi dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air
tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0oC
lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0oC, dan inilah yang
dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku
Nacl dan Urea, serta mencoba membuktian bahwa titik
beku NaCl akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.
D.
Hipotesis
·
Larutan NaCl mengalami penurunan titik beku lebih besar dari pada Urea.
·
Larutan yang mempunyai molakitas lebih besar mengalami penurunan titik beku
lebih besar.
E.
Alat dan
Bahan
Termometer
dan Tabung
reaksi
|
Gelas
kimia plastik
|
Es
batu dan Natrium Klorida Kasar
|
Batang
pengaduk kaca dan kaca arloji
|
aquades
|
Larutan
urea 1 molal dan 2 molal
Larutan
NaCl 1 molal dan 2 molal
|
F. Langkah kerja
ü Masukan
butiran-butiran kecil es kedalam gelas kimia sampai kira-kira tiga perempatnya.
ü Tambahkan ± 8
sendok Natrium Klorida (NaCl), kemudian aduk dengan batang pengaduk tersebut.
Campuran ini digunakan sebagai pendingin.
ü Isi tabung
reaksi dengan air suling, kira-kira setinggi 4cm.
ü Masukan tabung
reaksi tersebut kedalam gelas kimia yang berisi campuran pendingin.
ü Aduk campuran
pendingin.
ü Masukan batang
pengaduk kedalam tabung reaksi dan gerakan pengaduk itu turun naik dalam air
sampai air dalam tabung reaksi membeku seluruhnya.
ü Keluarkan tabung
reaksi dari campuran pendingin dan biarkan es dalam tabung reaksi meleleh
sebagian.
ü Ganti pengaduk
dengan termometer.
ü Dengan
hati-hati, aduklah campuran dalam tabung reaksi dengan termometer secara turun
naik.
ü Bacalah
termometer dan catat temperaturnya.
ü Ulangi langkah 3
sampai langkah 10 dengan menggunakan larutan urea 1molal dan 2molal serta
larutan NaCl 1molal dan 2molal, sebagai pengganti air. (jika es dalam gelas
kimia sudah banyak yang mencair, buat lagi campuran pendingin seperti langkah 1
dan 2.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Dari hasil penelitian ,didapatkan data-data Praktikum
yang dirangkum dalam tabel- tabel
sebagai berikut :
Tabel hasil
Praktikum Kimia Penentuan TitIk Beku
No
|
Larutan
|
Selisih Titik
Beku Air dengan Titik Beku Larutan (⁰ C )
|
||
Zat Terlarut
|
Kemolalan
|
Titik Beku (0⁰
C)
|
||
1
|
Urea
|
1 molal
|
-1⁰ C
|
1⁰ C
|
2
|
Urea
|
2 molal
|
-3⁰ C
|
3⁰ C
|
3
|
NaCl
|
1 molal
|
-3⁰ C
|
3⁰ C
|
4
|
NaCl
|
2 molal
|
-6⁰ C
|
6⁰ C
|
Pembahasan:
·
IMPULAN
Dalam percobaan tersebut, dapat kita
ambil beberapa kesimpulan yaitu
1. Titik
Beku Urea 1 molal lebih tinggi dibanding Titik Beku Urea 2 molal, sedangkan
Titik Beku Nacl 1 molal mempunyai perbandingan Titik Beku yg sama dengan Nacl 2
molal.
2. Titik
Beku larutan Elektrolit lebih tinggi dibandingkan dengan Titik Beku larutan Non
Elektrol
Dari data di atas dapat diketahui bahwa penambahan zat terlarut dalam pelarut akan
mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik
bekunya.
Pada molal yang sama, titik beku larutan elektrolit
dan non elektrolit berbeda karena zat elektrolit sebagian atau seluruhnya
terurai menjadi ion. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar
daripada sifat koligatif non elektrolit.
Berdasarkan hasil pengamatan, dengan konsentrasi
yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit mempunyai harga yang lebih besar
dibandingkan sifat koligatif larutan non-elektrolit. Misalnya, larutan NaCl 1 m memiliki penurunan titik beku sebesar -3 °C, yaitu hampir dua kali lebih besar
daripada penurunan titik beku larutan urea 1 m.
Mengapa bisa terjadi demikian?
Hal tersebut terjadi
karena adanya suatu faktor yang biasa disebut faktor van't Hoff pada larutan
elektrolit dan dinyatakan dengan lambang i. Faktor van't Hoff adalah
perbandingan antara sifat koligatif yang terukur dari suatu larutan elektrolit
dengan harga sifat koligatif larutan yang diharapkan dari suatu zat
non-elektrolit pada konsentrasi yang sama.
Ingat
lagi bahwa sifat koligatif bergantung kepada konsentrasi partikel dalam larutan
baik partikel itu berupa atom, molekul ataupun ion, tetapi tidak bergantung
kepada jenis zat terlarut. Kita juga telah tahu bahwa zat elektrolit dalam
larutannya akan terurai menjadi ion-ionnya baik sebagian maupun seluruhnya.
Jadi, untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki jumlah partikel
yang lebih banyak dibandingkan jumlah partikel dalam larutan non-elektrolit.
Oleh sebab itu, larutan elektrolit memiliki harga sifat koligatif yang lebih
besar daripada sifat koligatif larutan non-elektrolit.
Harga
i dari elektrolit tipe kovalen lebih bervariasi, tergantung pada kekuatan
elektrolit itu. Elektrolit lemah memiliki harga i mendekati satu, sedangkan
elektrolit kuat memiliki harga i mendekati harga teoretisnya.
Dari semua kegiatan yang kami lakukan dalam penelitian kali ini,
dapat kami simpulkan bahwa larutan elektrolit memiliki sifat koligatif
yang lebih tinggi daripada larutan non elektrolit. Pada larutan elektrolit
terjadi penambahan jumlah zat terlarut karena terurai menjadi ion- ion,
sedangkan zat terlarut pada larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak
terurai menjadi ion- ion. Itulah sebabnya titik beku larutan NaCl lebih besar
daripada larutan urea.
1. Makin besar molalitas larutan, makin tinggi
penurunan titik beku larutan
2. Penurunan titik beku larutan (Tf) berbanding
lurus dengan molalitas larutan
3. Titik beku pelarut murni lebih tinggi daripada
titik beku larutan
4. Titik beku larutan elektrolit lebih rendah
daripada larutan non elektrolit pada kemolalan yang sama
5. Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak
antarion semakin besar dan ion – ion semakin bebas
6. Untuk
konsentrasi yang sama, larutan elektrolit mengandung jumlah partikel lebih
banyak daripada larutan non elektrolit
7. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif
lebih besar daripada sifat koligatif non elektrolit
8. Semakin tinggi kemolalan maka semakin rendah
titik bekunya
9. Semakin tinggi kemolalan maka semakin besar
perbedaan penurunan titik beku
1 komentar:
izin copy pembahasannya min :) terima kasih sebelumnya
Posting Komentar