PEMERAN
DRAMA
- Rokhimah Imawati
SMAN
1 CILEUNGSI
2014/2015
DRAMA SITI NURBAYA
SEMOGA BERMANFAAT J
Prolog : Legenda cerita rakyat yang mengisahkan
tentang jalinan kasih tak sampai antara sepasang insang yang berujung pada
kawin paksa.
Scene1:Sepasang kekasih yang telah direstui kedua
orangtuanya adalah Pria yang tampan dan gadis yang cantik jelita sedang
bernaung di bawah pohon yang rindang menghindari panasnya matahari.
Siti Nurbaya :“Kemana
ya Syamsul kok belum datang juga.”(Melihat kanan dan kiri).
Syamsul Bahri :”Adinda….” (Membawa Bunga)
Siti Nurbaya :”Akhirnya
uda datang juga. Ada apa uda, ingin bertemu denganku?”
Syamsul Bahri :”Ini sekuntum bunga untukmu..”
SE: Sekumtum mawar merah
Siti Nurbaya :”Terimakasih
uda.”(Tersipu malu)
Syamsul Bahri :” Begini dinda, uda ingin
melanjutkan pendidikan ke Jakarta setelah aku selesai sekolah nanti.”
Siti Nurbaya :”Kalau
itu yang terbaik, pergilah. Aku akan baik-baik saja.”(Tersenyum)
SE: Pasto(Aku
pasti kembali)
Samsul Bahri :”Dinda, sekitar 2 minggu lagi aku
akan ke Jakarta.”
Siti Nurbaya :”Jangan lupa kabarkan aku uda.”
Samsul Bahri :” Tentu saja dinda.”
Scene2: 1 Minggu
kemudian di rumah Siti, hanya kesedihan yang dirasakan karena pujaan hatinya
akan meninggalkan dirinya dalam waktu yang cukup lama.
SE:(Nada Sms)
Siti Nurbaya :”Wah.. ada sms. Dari Uda.”
Sayamsul Bahri :” Dinda,
maafkan aku telah membuat hatimu terluka, hanya kau cintaku,walau hanya sekejap
mata.”
Siti Nurbaya :” Aku bales ah..Kau lebih dari
sekedar bintang-bintang. Kau lebih dari sekedar sang rembulan Uda.”
SE:Lyla lebih dari bintang
Syamsul Bahri :” Wah..
ternyata Siti suka gombal juga yah.Aku bales ah.. Terima kasih dinda. Kau
segalanya untukku.Aku Sayang padamu dinda.”
Siti Nurbaya :” Aku jadi terharu.”(Mengusap
pipi)
Scene3: Datuk
Maringgih sangat gundah. Ia iri hati terhadap Bundo Sulaiman (istri Baginda
Sulaiman yang sudah meninggal) karena bisnisnya yang maju. Sehingga timbullah
niat Jahat untuk menjatuhkan Bundo Sulaiman dengan berbagai cara.
Datuk Maringgih :”Aku tidak
suka melihat Bundo Sulaiman sukses, Bundoin hari Bundoin sukses. Berani
beraninya dia bersaing denganku. Harus aku jatuhkan bisnisnya.
Pengawal!Pengawal!”
Si Buta dan Si Pitung :”
Iya tuan. Siap.!”
Datuk Maringgih :” Pergilah
kalian ketoko Sulaiman. Bakar hangus took itu, dan jangan biarkan apapun
tersisa. Aku ingin ia jatuh miskin. Ia harus takluk padaku.”
Si Pitung :” Siap Tuan.
Akan segera saya laksanakan.”
SE:Sherina Kertarajasa
Scene4:Si Buta sibuk dengan binatang peliharaanya.
Sehingga ia tidak mengetahui rencana tuannya.
Sesampainya di toko Bundo Sulaiman. Pitung langsung
mengambil seribu langkah untuk segera membakar toko Bundo Sulaiman. Toko pun
terbakar. Namun..
Si Buta :”
Bau angus apa ini. (sambil mengendus-endus). Ada kebakaran!
Ocit… ada kebaran gawat! Aku harus memadamkannya. Diam disini kau Ocit.”
Scene5: Si Buta
pun, langsung menghembuskan nafasnya untuk memadamkan api yang melahap rumah Bundo
Sulaiman. Tiba-tiba..
Si Buta :” Wah sudah
tidak bau angus.Beres sudah.”
Si Pitung :”Hai Buta! Kenapa kau padamkan api itu! Kau dengan
peliharaanmu sama saja!”
Si Buta :” Ini bahaya!
Aku tidak salah kan?”
Si Pitung :” Kau ini,
tidak mendengarkan perintah tuan Datuk Maringgih untuk membakar ini? Dasar kau.
Pergi sana kau!”
Si Buta :” Maafkan
aku Pitung. Aku hilaf, ayo Ocit kita
pergi. Biar Pitung saja yang membakarnya. Kata pak ustad itu dosa merusak
barang orang lain.”
Si Pitung :” Jangan pergi
sampai aku selesai melakukan tugas ini.”
Si Buta :” Oke..Oke..
Aku tunggu sambil Bundoan pisang ya.”
Si Pitung :” Terserah
kau.!”
Scene
6: Toko pun terbakar dilahap api. Seluruh kekayaan Bundo Sulaiman turut
lenyap bersama toko miliknya itu. Ia pun jatuh miskin. Lalu Datuk Maringgih
berniat untuk membuat perangkap dengan cara meminjamkan dana untuk membangun
bisnis Bundo Sulaiman kembali. Karena Bundo Sulaiman tidak berprasangka buruk, Bundoa
ia mengiakan untuk meminjam uang ke Datuk Maringgih.
Datuk Maringgih :” Halo
kawan lama (sambil berjabat tangan). Bagaimana
bisnismu sekarang? Ku dengar kau lebih hebat dariku?”
Bundo Sulaiman :” Halo
Maringgih. Apa kau belum mendengar beritanya? Tokoku terbakardan semuanya
lenyap dilalap api. Bisnisku sekrang… boleh dikatakan rumit, bahkan hampir
bangkrut. Tapi itu tidak akan terjadi jika kau membantuku.”
Datuk Maringgih :” Tentu
saja kawan. Tapi ada bunga dan jaminannya. Dan kuberikau 3 bulan untuk
mengembalikannya.”
Bundo Sulaiman :” Soal bunga,
aku tak keberatan. Tapi jaminan.. Aku tak bisa memberikan jaminanya sekarang.
Hartaku sudah habis dan….”
Datuk Maringgih :”(memotong
pembicaraan) Tenang saja, Bundo . Pakailah uangku sebanyak mungkin. Jaminan bisa
diatur jika bisnismu telah berkembang. Bagaimana?” (sambil menjulurkan tangan)
Bundo Sulaiman :” Baiklah,
kita sepakat.”(menjabat tangan Maringgih)
Scene7: Setelah
3 bulan berlalu, Datuk Maringgih akhirnya datang pada Bundo Sulaiman untuk
menagih hutangnya yang belum terbayar. Disanalah Datuk Maringgih terpesona
melihat kecantikan Siti Nurbaya. Datuk Maringgih meBundosa Bundo Sulaiman untuk
menjadikan Siti Nurbaya sebagai istri mudanya kalau Bundo Siti Nurbaya tak
sanggup untuk membayar hutangnya.
Bundo Sulaiman:”Bagiamana ini dek! Hutang kita sudah banyak sekali
kepada datuk maringgih.”
Rosbaya :”Aduh.. si kurus
itu lagi! Biarkan sajalah Bundo.”
Bundo Sulaiman:” Kemana Siti?”
Rosbaya :” Ada di kamar
sedang tidur.”
Bundo Sulaiman:” Oh.. yasudahlah.”
Tiba-tiba…
Datuk Maringgih :”
Assalamualiakum..”
Bundo Sulaiman :”
Waalaikum salam.”
Datuk Maringgih :” Mana
Hutangmu!! Aku ingin kau bayar hutang mu sekarang!!”
Bundo Sulaiman:” maaf aku tidak bisa membayar hutangmu Maringgih.”
Datuk Maringgih :”Aku
berikan tawaran ! Kawinkan anakmu dengan ku!! Bundoa semua hutangmu LUNAS!”
Si Buta :”
Benar itu, akhirnya tuan nikah lagi.”
Si Pitung :” Diam kau!”
Bundo Sulaiman:”Apakah anakku mau dengan mu yang sudah tua ini? Lagi
pula ia sudah punya kekasih yang bernama Syamsul Bahri.”
Rosbaya :” Betul itu.. mana
mau dia dengan mu yang sudah tua peyot sepertimu!”
Datuk Maringgih :”Kurang
ajar! Pokoknya mau tidak mau anakmu harus nikah denganku ! Titik! Ayo kita
pergi.”
Scene8: Datuk Maringgih dan para pengawalnya pulang
dengan bangga. Namun, di rumah Siti terjadi perdebatan antara Bundo Sulaiman
dan Siti Nurbaya.
Rosbaya :”Dasar tak tau
diri! Sudah tua, masih ingin menikah dengan keponakanku!”
Bundo Sulaiman:” Sudahlah, kita tanya dulu ke Siti. Siti, kemari nak.”
Siti Nurbaya :” Iya Bundo, ada
apa?”
Bundo Sulaiman:” Kami ingin meminta tolong kepadamu, demi kelangsungan
hidup kami. Bisakah nak?”
Siti Nurbaya :” Selama Siti bisa,
pasti Siti lakukan,Bundo.”
Bundo Sulaiman:” Menikahlah dengan Datuk Maringgih.”
Siti Nurbaya :” Apaaaaaaaa? (Terkejut). Tapi Bundo,
aku sudah punya calon yaitu Syamsul Bahri, orang yang paling aku cintai. “
Rosbaya :”Jangan sampai
iya menyentuh Sitiku ini!”
Siti Nurbaya :” Tapi Bundo, apa
hutang kita akan lunas jika aku menikah dengan dia?”
Bundo Sulaiman:” Ya, nak. Tapi semua ini terserah padamu.”
Rosbaya :” Resiko kau
yang tanggung.”
Siti Nurbaya :”Tapi kita tak
punya pilihan kak. Aku tak mau Bundo di bui. Jadi aku setuju menikah
dengannya.”
Bundo Sulaiman:” Terimakasih nak.”
SE: Status palsu
Scene9: Siti mengabarkan keputusannya itu kepada Syamsul
Bahri.
Siti Nurbaya :” Uda, maafkan
aku.. aku harus menikah dengan Datuk Maringgih karena hutang Bundoku yang tidak
lunas, dan aku harus mematuhi keinginannya. Cepatlah pulang Uda.. Lawanlah
Datuk, Uda. Aku mencintaimu…”
Dikirimlah sms itu ke Syamsul Bahri yang sedang ada di Jakarta.
Syamsul Bahri :” Apa??
Siti mau menikah? Tidak!!! Ini tidak boleh terjadi!! Aku harus menghalaunya!”
Dan dibalaslah sms Siti
Syamsul Bahri :” Baiklah
dinda, Uda akan pulang. Uda akan lawan Maringgih supaya iya tak menikahimu.
Tenanglah dinda..”
Scene10: Siti sangat senang membawa sms itu. Dan iya
memberitahu Tantenya dan Bundonya tentang rencana Syamsul Bahri ingin pulang ke
Padang.
Siti Nurbaya :” Kak.. kak Ros!!
Uda Syamsul ingin pulang ke Padang!”
Rosbaya :” Apa benar itu
Siti?”
Siti Nurbaya :” Benar kak! Aku
mengirim sms dan dia akan pulang.”
Bundo Sulaiman:” Syukurlah.. tapi nak, kau tidak boleh bicara dengan
Datuk tentang Syamsul yang ingin pulang. Bisa-bisa iya di bunuh.”
Rosbaya :” Siti, telpon
Syamsul sekarang! Cepat! Tak usah banyak tanya.”
Siti Nurbaya :” Untuk apa ka?
Baiklah.”
Setelah siti menghubungi.. dan akhirnya di angkat.
Rosbaya :” Syamsul… ini kkak
Ros! Syamsul…..” (berbisik dan menjauh dari Siti dan Bundo)
Scene11: Karena kesal dengan Datuk Maringgih, Rosbaya
mempunyai rencana untuk melawan Datuk Maringgih dan para pengawalnya. Rosbaya
mengerahkan semua pasukannya. Yaitu pasukan Avengers yang terdiri dari
sekolompok Ibu-ibu PKK namun berguna bagi bangsa Indonesia.
Rosbaya :” Kawanku..
dengar!!! Ada berita gawat!!”
Cut Nyak Dien:” Ada apa?” (Dengan logatnya yang khas)
Rosbaya :” Si tua itu
berulah lagi.”
Kartini :”
Si datuk to? Eneng opo? Berulah? Sama siapa?”
Rosbaya :” Berani-beraninya
dia ingin menikahi keponakkanku.”
Iteung :”
Atuh itu teh teu bisa diampuni. Kita lawan dia saja lah!”
Cut Nyak Dien:” Kita punya kekuatan kenapa tidak digunakan! Iya tidak?”
Kartini :”
Huum!! Bener itu kata Cut! Ayo kita satukan kekuatan!”
Iteung :”
Ya, atuh kumaha carana? Kita teh teu punya lelaki. Masa iya perempuan melawan
lelaki.”
Rosbaya :” Tenang.. aku
sudah berkoalisi dengan calon adik iparku!”
Kartini :”
Apa? berkoalisi? Kaya calon presiden saja. Dengan Datuk? Opo sopo toh?”
Rosbaya :” Ya enggak
lah.. dengan Syamsul Bahri kekasih Siti.”
Iteung :”
Susun rencana!”
Cut Nyak Dien:” Nah.. ide bagus itu! Ayo kita susun rencana!”
SE: Tengtongteng..
Scene12: Selagi mereka menyusun rencana, ternyata Syamsul
Bahri telah tiba di Padang. Ia datang menggunakan pesawat jet pribadi miliknya.
Dan Syamsul Bahri langsung menghubungi Siti untuk bertemu di bawah pohon yang
sering mereka gunakan untuk mertemu.
Siti Nurbaya :” Uda… Siti
Kangen sama Uda!”
Syamsul Bahri :” Udapun begitu.
Siti, benarkah itu yang terjadi? Sungguh aku tak percaya.”
Siti Nurbaya :” Aku tak berBundosud
uda. Aku tetap menyayangi Uda. Aku terpaksa uda.”
Syamsul Bahri :” Tenang Siti
telah ku rencanakan dengan kkak Rosmu. Dan ini cara untuk memanggil kkak Rosmu
dan avengers jika kita diganggu olehnya.”
Siti Nurbaya :” Ternyata
inikah yang kau bicarakan dengan kkak Ros ditelfon kemarin Uda?”
Syamsul Bahri :” Ya.. inilah
yang terbaik untuk kita. Aku resah harus menunggu lama. Aku tetap menunggumu..”
SE: Peterpan-menunggumu
Scene13: Saat mereka asyik berduaan dibawah pohon yang
rindang, tiba-tiba datang Datuk Maringgih yang meBundosa Siti untuk
meninggalkan Syamsul.
Datuk Maringgih :” Hei kau
Siti! Enak Sekali kau duduk berduaan disini!”
Syamsul Bahri :”
Oh.. jadi ada si tua yang sedang ngoceh!”
Datuk Maringgih :” Lancang
sekali kau! Dia itu sudah tunanganku! Dia calon istriku! Pergilah kau atau akan
ku bunuh kau! Pitung! Buta! Bunuh dia!”
Syamsul Bahri :”
Aku tak takut kepadamu!” (membunyikan alarm)
Scene14: Bundo
Sulaiman,Rosbaya, dan pasukannya datang untuk membantu Syamsul. Dan mereka membawa
senjatanya masing-masing. Pertengkaranpun terjadi antara Datuk dan pengawalnya
serta antara Syamsul dan para Avengersnya.
Si Pitung dan Si Buta :”
Serangg…”
Tiba-tiba Bundo Sulaiman,Rosbaya, dan pasukannya datang
Bundo Sulaiman :” Lancang
kau beraninya keroyokan! Kami pun bisa atas izin Allah.”
Rosbaya :”
Pahlawan wanitaku.. marilah kita kerahkan seluruh kemampuan kita. Musnahkan
mereka!”
Cut Nyak Dien :”
Keluarkan senjata kalian! Para wanita kuat!”
Kartini :”Gendang
saktiku yang mampu menghapus manusia jahat dari bumi ini! hehehe…”
Iteung :”
Ini gamelan sakti milikku.. ini di buat saat dinasti Tsing. Gamelan ini keramat
bagiku. Dan kau Buta! Aku akan menyembuhkan butamu supaya kau dapat melihat
yang baik dan yang buruk!”
Cut Nyak Dien :” Dan
aku.. memiliki pistol yang terbuat dari berlian jaman purba! Jarak sepuluh
meter musuh akan mati terbunuh!”
Bundo Sulaiman :” Bundo
hanya bisa berzikir.”
Datuk Maringgi :” Banyak
bicara!! Serangggggg!”
Rosbaya :”
Serang…”
Scene15: Perangpun terjadi.. Dan akhirnya Si Buta sembuh
dari penyakitnya dan Pitung dapat hilang ingatan.
Si Pitung :” Aku punya uang banyak. Aku punya
harta! Aku kaya!”
Datuk Maringgi :” Heh!
Kenapa semua orang berubah! Kenapa kau Pitung? Buta?”
Si Buta :” Aku dapat melihat Ocit! Aku bisa
melihat dunia!”
Si Pitung :” Hahaha.. Buta melihat. Aku kaya!”
Datuk Maringgih :” Sialan!”
Cut Nyak Dien :”
Akhirnya dia kalah!”
Kartini :”
Kamu dapat hidup bahagia Siti.”
Iteung :”
Ya, kau bisa ke Jakarta bersama Syamsul untuk hidup bahagia disana.”
Siti Nurbaya :” Terimakasih
kak.. atas bantuan kalian. Kami bahagia.”
Ternyata Rosbaya dan pahlawannya menang. Datuk
Maringgih lari tuggang langgang meninggalkan merekea. Namun belum selesai,
Datuk pun tak hilang akal untuk menghancurkan hidup Syamsul dan Siti.
Scene16: Singkat cerita, Siti Nurbaya pergi ke Jakarta
untuk menyusul Syamsul Bahri yang telah dahulu ke Jakarta.Tiba-tiba datanglah
Datuk Maringgih yang berubah penampilan menjadi orang arab. Ia memberi lemang
ke Siti yang telah diracuni.
Siti Nurbaya :” Siapa kau?”
Datuk :” Nak. Ini ada
titipan dari Bundomu lemang. Katanya untuk bekalmu.”
Siti Nurbaya :” Terimakasih pak.”
Scene17: Karena
Siti tidak tau lemang itu berisi racun. Iya pun meninggal seketika saat
dijalan. Dan Syamsul Bahri saat mendengar itu sangat sedih. Iya tak mengira
ternyata kekasihnya meninggal karena ingin mendapatkan cinta. Syamsul Bahri menelfon
Bundo untuk membantu iya membalas Datuk untuk kedua kalinya lewat jarak jauh.
Syamsul Bahri :” Bundo,
bantu saya membalas dendam untuk datuk! (menangis) Kurang hajar dia membunuh
kekasihku!” (meraung-raung)
Bundo Slaiman :”
Sudahlah nak.. ikhlaskan saja.”
Scene17: Tiba-tiba Rosbaya mendengar perbincangan mereka.
Dan Rosbaya mengiyakan untuk memabalas dendam kembali dengan jarak jauh. Ternyata
Datuk Maringgih berada di Jakarta. Peperangan kedua terjadi. Dengan kiriman
bantuan dari Padang Datuk lemah. Namun…
Datuk Maringgih :” hahhaha…
kau kalah Syamsul!”
Syamsul Bahri :” Dasar
kau!”
SE: Pedang
Scene18: Syamsul Bahri terkena hunusan pedang Datuk
Maringgih. Namun ia masih dapat meraih lonceng cina dan berhasil mengenai tepat
di dada Datuk Maringgih. Tak ada pemenang dalam duet itu. Sungguh tragis.
Datuk Maringgih :”Rasakan
kau anak kemarin sore! Ini untuk merebut calon istriku.”
Syamsul Bahri :”Aaaa…”
Datuk Maringgih :”
Rasa……kan”
Syamsul Bahri : (tersenyum
menahan sakit) “Jangan senang dulu.”(meraih lonceng lalu melemparnya)
Epilog: Sungguh tragis kisah ini, kisah dimana semua
orang-orang terkasih meninggal, karena hati kotor dan perselisihan yang dimulai
oleh Datuk Maringgih . Kisah dimana dua remaja yang saling mencintai namun
terpisah, yang kemuadian disatukan lagi dalam alam surga nan jauh diasana.
Mereka abadi selamanya.
SE: SOUND EFFECT :)
3 komentar:
Izin Save Kak
saya mau tanya,itu cerita rakyat apa tidak??
maaf baru aktif blog lagi. setau saya ini bukan cerita rayat. ini novel Indonesia yang ditulis oleh Marah Rusli :)
Posting Komentar